Majas




Spesifik -> Metaphor 






Pengertian 

Majas ialah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang imajinatif atau berupa kiasan. Ketika mengiaskan sesuatu dengan menggunakan majas, gaya bahasa kita pun menjadi lebih indah – dan lebih "hidup!" Suasana "hidup" itu membuat pembaca atau pendengar merasakan emosi yang ingin kita ungkapkan.



Definisi 




Ciri-ciri 




Jenis-jenis Majas 


PERBANDINGAN 

Sobat Pintar pasti mengenal banyak ragam majas perbandingan dari sekolah. Gaya bahasa yang digunakan dalam kelompok majas perbandingan adalah dengan membandingkan atau menyandingkan – bahwa sesuatu sama, lebih, atau dapat menggantikan yang lain. Beberapa majas dan contohnya yaitu:


Personifikasi 

Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia.

Contoh: Laut yang biru seakan menatapku dalam keheningan.


Metafora 

Majas metafora membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa. Kita mengenal gaya bahasa ini sebagai analogi.

Contoh: Sang Raja Siang bersinar dan membawa kehangatan.


Asosiasi 

Gaya bahasa perbandingan dalam majas metafora ditampilkan secara implisit. Dua objek yang dibandingkan sebenarnya berbeda, tetapi dianggap sama. Keduanya dihubungkan dengan 'seperti,' 'bak,' atau 'bagaikan.'

Contoh: Apa yang telah kamu lakukan itu seperti duri dalam sekam.


Hiperbola 

Mengekspresikan sesuatu dengan sedemikian rupa sehingga meninggalkan kesan berlebihan. Gaya bahasa ini digunakan saat kita membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain; yang tak masuk akal untuk disandingkan sebagai perbandingan.

Contoh: Katanya dia berlatih bernyanyi, tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap hari.


Eufimisme 

Saat ada kata yang dirasa kurang etis, kita menggunakan majas eufimisme. Kita menggunakan kata yang lebih sopan dengan makna yang sepadan.

Contoh: Tiba-tiba dia terhenyak dari tempat duduknya dan berlari menuju kamar kecil.




PERTENTANGAN 

Dalam majas perbandingan, kata kiasan yang digunakan memiliki makna yang berkebalikan atau bertentangan dengan maksud yang sesungguhnya. Berikut ini beberapa majas dan contohnya.


Litotes 

Dikenal sebagai lawan dari majas hiperbola, majas litotes mengecilkan atau menyempitkan sebuah ungkapan. Gaya bahasa ini biasanya digunakan untuk tujuan merendahkan diri karena kenyataannya justru tidak seperti yang disebutkan.

Contoh: Ini tanda terima kasih kami, sekedar ongkos angkot.


Paradoks 

Adakalanya kita membandingkan suatu fakta dengan sesuatu yang berkebalikan. Saat itulah kita menggunakan majas paradoks.

Contoh: Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi.


Antitesis 

Ciri khas gaya bahasa ini adalah pasangan kata yang maknanya bertentangan atau berlawanan. Pasangan kata tersebut biasanya diletakkan berurutan.

Contoh: Setiap perempuan itu cantik, tak jadi soal kurus atau gemuk.




SINDIRAN 

Gaya bahasa bermajas sindiran bertujuan menyindir perilaku, seseorang, maupun kondisi tertentu. Untuk tujuan tersebut, kita menggunakan kata kiasan. Di bawah ini ragam sindiran majas dan contohnya, Sobat.


Ironi 

Kita menggunakan majas ironi melalui kata-kata yang bertentangan dengan dengan fakta atau kenyataan yang ada. Sekilas kata-kata yang digunakan tampak seperti pujian, tapi tunggu sampai akhir kalimat ya, Sobat.

Contoh: Santun sekali perilakunya, bertanya saja pakai teriak-teriak.


Sinisme 

Dalam sinisme, kita menyindir secara langsung. Meskipun tanpa memperhalus seperti pada majas ironi, gaya bahasa sinisme tidak dapat serta-merta disebut kasar.

Contoh: Kakakku pelit sekali, tak mau berbagi penganannya denganku.


Sarkasme 

Sindiran dalam sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung kasar. Bahkan, sarkasme bisa terdengar seperti hujatan.

Contoh: Kontestan itu suaranya jelek sampai-sampai telingaku sakit dibuatnya.



PENEGASAN 

Gaya bahasa ini bertujuan untuk memperkuat pengaruh dan mendapatkan persetujuan pembaca atau pendengar. Sebagian majas dan contohnya ada di bawah ini.


Pleonasme 

Majas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama. Kesan yang diperoleh memang sepertinya kurang efektif, tapi memang sengaja dilakukan agar kita mendapatkan efek penegasan yang diinginkan.

Contoh: Berusahalah berhenti terus mengingat sejarah masa lalu.


Repetisi 

Gaya bahasa ini tampak pada pengulangan yang berkali-kali digunakan. Tujuannya sama, pengulangan dilakukan untuk menegaskan.

Contoh: Rumah adalah tempat yang paling nyaman, rumah juga menjadi tempat bernaung dari panas dan hujan.


Retorika 

Majas retorika berbentuk kalimat tanya. Sobat tentu sudah tahu bahwa kalimat tanya retorika tak memerlukan jawaban. Iya, tujuan kalimat tanya tersebut memang untuk membuat penegasan.

Contoh: Siapa yang tak ingin kuliah di kampus terbaik?


Paralelisme 

Lumrah digunakan dalam puisi, majas paralelisme ditunjukkan oleh pengulangan kata. Meskipun diulang-ulang, definisi kata tersebut tak sama antara satu dengan lainnya. Anafora adalah pengulangan di bagian awal kalimat, sedangkan epifora adalah pengulangan di bagian akhir kalimat.

Contoh:

Cinta itu sabar.
Cinta itu lemah lembut.
Cinta itu memaafkan.
Cinta itu tidak serakah.

Kasih itu penyabar.
Kasih itu tidak pernah marah.
Kasih itu selalu mengerti.

Yang terbaik itu cinta.
Yang terkasih itu cinta.
Yang paling sempurna itu cinta.

Perempuan paling hebat itulah ibuku.
Perempuan yang penuh kasih sayang itulah ibuku.
Perempuan yang penuh pengertian adalah ibuku.
Perempuan paling sempurna adalah ibuku.

(sumber: Portal-ilmu.com)





Daftar bacaan lih. Majas 
- Portal-ilmu.com ... search majas 














*



Bahasa | Bahasa Indonesia





.

La PERSADA Nusantara

La PERSADA Nusantara
LaPERSADA Group - icon

Kompilasi Grafis

Kompilasi Grafis
Images: ISTIMEWA