MENULISI LIDAHMU
nadi tinta berhenti di stasiun tugu
kaku membatu
cairan penunduk katalumer sia-sia
kita duduk menjarak dipan
coba kudengar lidah birumu
bakaran sekam berkeliarantajam menjuluri ceruk egoku
: anjing menyeringai baung harimau mengaum cakar
babi mendengus hutan setan beterbangan merah mata
aduan nafsu meruak amarah
angin hitam menjilat kertas cerita
cengkerama burung hantu
peraduan dingin melupa candu
(percakapan tujuh detik)
pagi menawan kopi cawisan
lahar panas mengguliri dada
lalu klimak tanpa dahagatinggal pecahan gerabah beling nganga
angin hitam menjilat kertas cerita
setitik cemburu, rusak sebuku agenda
aku terima tarian nyawamuketika dia menggugat fakta
cengkerama burung hantu
merampas tepian malam
kau ragu menyergapperangkap madu bualan cinta
peraduan dingin melupa candu
sejenak mengenang seteru
diam-diam kutulisi lidahmu: banaspati!
(percakapan tujuh detik)
meja ini sepi, dinda
hati meruam api, kanda: oouuh!
pagi menawan kopi cawisan
kita pun mulai memburu tatapan
kedamaian berani menyapamembasuh luka dalam cumbu mesra
Surabaya, 17 Agustus 2021
Publikasi :
- Kumpulan Puisi | Eksploit Organ Dalam, Ahmad Siddiq Putra Yuda, dkk., Inti Karya Aksara, Cetakan Pertama, November 2021, h. 71. | ISBN: 978-623-98401-6-7
.