FSIGB 2019
Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2019
image: litera.co.id 02 Juli 2019
RIAU (Litera.co.id) – Dalam rangka festival Sastra Internasional “Gunung Bintan“ 2019 dan Hari Puisi Indonesia 2019 Kepri, Yayasan Jembia Emas dan Dewan Kesenian Kepri dengan dukungan Dinas Kebudayaan Kepri, Dinas Pariwisata dan Budaya Pemkot Tanjungpinang dan Pemkab Bintan akan menerbitkan antologi puisi bersama Jazirah 2 dengan tema: Segara Sakti, Rantau Bertuah (Jazirah Melayu dalam puisi).
Segara Sakti Rantau Bertuah adalah nama lain dari kawasan Maritim yang terbentang dari Laut Cina Selatan, Selat Melaka sampai ke Selat Karimata, yang sejak beratus tahun lalu menjadi pusat pelayaran, perdagangan dan pusaran sejarah kemaharajaan Melayu serta pertembungan kebudayaan Melayu dengan kebudayaan dunia lainnya. Segara Sakti Rantau Bertuah adalah Jantung Negeri Bunda Tanah Melayu (KEPRI).
Adapun ketentuan peserta dan pengiriman puisi untuk antologi tersebut sebagai berikut:
- Terbuka untuk umum, terutama para penyair Negeri Serumpun (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai Darusssalam, Thailand, Miyanmar, Kamboja dan vietnam).
- Tiap penyair dapat mengirimkan maksimum 5 puisi.
- Puisi yang dimuat adalah hasil kurasi dari tim kurator yang ditunjuk oleh panitia.
- Puisi sudah dapat diterima mulai tgl 1 Juli 2019 dengan batas terakhir 31 Agustus 2019.
- Puisi disertai dengan biodata singkat penyair dan foto diri yang terbaru.
- Puisi yang dikirim boleh puisi yang baru atau yang lama atau yang sudah pernah dipublikasi dengan catatan tetap bertemakan: Segara Sakti, Rantau Bertuah : Jazirah Melayu dalam puisi, serta menyebutkan puisi tersebut pernah dimuat di mana.
- Puisi-puisi dikirim ke email panitia: antologipuisijazirah2@gmail.com atau rliamsipku@gmail.com atau fhardelia2@gmail.com.
- Penyair yang puisinya dimuat akan diundang pada acara Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2019, yang direncanakan diadakan di Tanjungpinang, Kepulauan Riau bulan Oktober 2019 (tanggal yang pasti akan diberitahu kemudian).
- Penyair yang puisinya dimuat namun tidak bisa datang, akan dkirimkan 1 eks buku antologi bersama tersebut.
Penyair yang diundang akan ditanggung akomodasi dan kosumsi selama acara. Tetapi panitia tidak menanggung biaya transfortasi dari tempat asal penyair ke tempat acara.
Puisi puisi yang dimuat tidak diberi honorarium.
Hal hal yang belum jelas dapat ditanya pada: wa 08117001943 dan Fatih Muftih: 085376022456
Festival Sastra Internasional “Gunung Bintan“ 2019 akan diisi dengan acara antara lain:
- Parade baca puisi para penyair undangan dan peluncuran antologi bersama: Jazirah 2 dan Antologi Puisi: Di Kaki Gunung Bintan (Jazirah 3) di Gedung Daerah Tanjung Pinang.
- Seminar sastra yang bertema: Pantun sebagai Akar Puisi Moderen Nusantara dengan sejumlah pembicara dari Negeri Serumpun, Gedung Perpustakaan dan Arsip Daerah Kepri.
- Berkunjung ke tapak-tapak sejarah dan menyusuri jejak kepenyairan Raja Ali Haji, Pahlawan Nasional Indonesia di bidang Bahasa.
- Jika memungkinkan mengunjungi kawasan wisata Bintan dan menyaksikan pusat pelestarian ikan Duyung (Dugong) dan legendanya.
Para penyair yang diundang yang datang dari luar kota Tanjungpinang dan Bintan akan dijemput oleh panitia di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjungpinang atau di pelabuhan laut Seri Bintan Pura, Tanjungpinang. (R) [news]
*
Ratusan Penyair Bakal Meriahkan Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2019
Oktober 9, 2019
image : riaukepri.com 09 Oktober 2019
RiauKepri.com, TANJUNGPINANG —Ratusan penyair dari dalam negeri dan negara tetangga bakal menghadiri Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB ) 2019. Festival ini akan digelar mulai 28 Oktober hingga 1 November 2019 mendatang.
Dari 266 penyair yang dinyatakan lolos kurasi untuk menyertai Festival Sastera Internasional Gunung Bintan 2019 melalui penilaian terhadap puisi yang mereka kirim, maka sekitar sekitar 150 penyair menyatakan akan datang ke Tanjungpinang menghadiri acara tersebut.
“Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Ambon sampai Aceh, dan juga dari negara Asean seperti Malaysia dan Singapura,” ujar Fatih Muftih Panitia FSIGB 2019.
Menurutnya, FSIGB 2019 akan berlangsung mulai 28 Oktober 2019 sampai 1 November 2019.
Kata Fatih, acara yang disiapkan panitia adalah seminar sastra dengan tajuk : Pantun Sebagai Akar Puisi Modern Nusantara.
“Pada seminar ini akan ada tokoh ternama yang jadi pembicara di antaranya Prof Abdul Hadi WM (Jakarta), Dr Mujhizah (Jakarta), Hasan Aspahani MM (Jakarta), DR Abdul Malik Mpd (Kepri), Datok Mohd Salleh Rahmad (Malaysia) dan Prof Madya Dr Nurhayati Abdurrahman (Malaysia).
Untuk penyair yang akan hadir, sambung Fatih, selain ada Sutarji Calzoum Bahri yang merupakan Presiden Penyair Indonesia, ada Maman S. Mahayana yang merupakan kritikus Sastra Indonesia, dan sejumlah penyair papan atas Indonesia di samping banyak lagi penyair-penyair muda.
“Kali ini, Riau paling banyak menyertakan penysair mereka. Ada sekitar 30 penyair. Selain itu dari Kepri selaku tuan rumah ada 25 orang. Malaysia 20 orang, Jakarta 9 orang, Sumbar 10 orang, dan beberapa dari daerah lain. Ada 17 provinsi yang ikut. Ditambah lagi dari Malaysia dan Singapura,” sambung Fatih.
Para penyair ini, akan terlibat baca puisi, pantun dan syair. Dalam acara parade penyair akan diadakan di beberapa lokasi, seperti di area Taman Hotel BBR, di Penyengat, di Kopi Sekanak, di Kaki Gunung Bintan, dan sekitar jembatan Dompak.
“Selain Plt Gubernur Kepri Isdianto yang akan baca puisi, juga ada Ketua DPRD Kota Tanjungpinang Reni Pustoko Weni dan Bupati Bintan Apri Sujadi,” terang Fatih. (Red/**) [news]
*
FSIGB 2019 Memang Beda, Semangat Seniman Riau Semakin Terpacu
Oktober 27, 2019
foto: Penggagas Festival Sastra Internasional Gunung Bintan, Rida K Liamsi, saat memasukkan buku ke dalam tas. | riaukepri.com 27 Oktober 2019
RiauKepri.com, PEKANBARU– Senin (28/10/2019), ratusan peserta Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2019, sudah bertolak ke Tanjungpinang. Para seniman dari berbagai penjuru ini selama empat hari di bumi segantang lada bakal “melahap” seminar internasional, ziarah budaya ke Penyengat, hingga menikmati suguhan kesenian dan pariwisata di Bintan.
Sebagai satu-satunya festival sastra di Tanjungpinang bertaraf internasional, FSIGB untuk tahun ini memang agak beda karena mendapat sambutan baik dari Pemerintah Provinsi Kepri.
Semangat seniman muda di Riau kata salah seorang peserta Hang Kafrawi, sangat luar biasa. Hanya saja masih banyak seniman muda di Riau belum beruntung untuk bisa mengikuti perhelatan tahun ini.
“Festival Sastra Internasional Gunung Bintan ini tidak hanya reuni para seniman namun juga menggali sesuatu dalam sebuah karya sastra,” ucap Hang Kafrawi.
Sementara itu, Jasman Bandul seniman Riau lainnya, mengungkapkan, dia sudah macam tak sabar untuk berangkat ke Tanjungpinang. Jasman sempat juga memposting fotonya di facebook sedang melakukan persiapan untuk tampil maksimal membaca puisi pada FSIGB.
Penggagas FSIGB, Rida K Liamsi, juga begitu semangat menyambut tamu-tamunya, sampai-sampai dia sendiri memasukan buku ke dalam tas untuk dibagikan kepada peserta FSIGB.
Pembukaan
Rida K Liamsi menyebutkan, pembukaan FSIGB akan dilangsungkan di Gedung Daerah, Senin (28/10/2019) malam. “Insya Allah Pak Plt Gubernur Kepri, Isdianto akan ikut membaca puisi di sana,” ujar Rida, Sabtu (26/10/2019).
Diceritakan Rida, Gedung Daerah sebagai lokasi pembukaan FSIGB merupakan inisiasi dari Pemprov Kepri sendiri. Pada gelaran perdana tahun lalu, FSIGB dibuka di Kompleks Purna MTQ di Bintan.
Mendapati antusiasme dari penyair dalam dan luar negeri, tutur Rida, sejak saat itu Pemprov Kepri merasa berkewajiban untuk ikut menyambut ajang festival sastra paling akbar tahun ini.
“Karenanya juga seluruh peserta akan dijamu langsung oleh Pak Plt Gubernur di Gedung Daerah. Sesuatu sambutan yang baik untuk penyair yang menjadi peserta pada tahun ini,” ungkap Rida.
Selain Plt Gubernur Kepri Isdianto yang akan membacakan puisinya di panggung FSIGB di Gedung Daerah, beberapa penyair beken dari dalam dan luar negeri juga akan beraksi di sana. Mulai dari Sutardji Calzoum Bachri hingga Roslan Madun dari Malaysia.
Jikalau dibuka di Gedung Daerah, lantas di mana penutupannya? Tentu tidak mungkin di tempat yang sama, begitu tegas Rida. Oleh karena itu, malam penutupan FSIGB 2019 akan dihelat di rumah makan Crystal Fatimah, Dompak.
“Bukan cuma makan-makan. Nanti di sana pun akan turut diramaikan pembacaan puisi. Jadi tetap tidak jauh-jauh dari puisi,” ungkapnya. (RK1/*) [news]
*
Sources / News :
- litera.co.id 02 Juli 2019
- insastra.com 04 Juli 2019
- riaukepri.com . 09 Oktober 2019 . 27 Oktober 2019
data | dokumentasi | repost |
19g01