CAMBIUM

review .



Cambium 1 



https://sipenulis.com/AKUNDAstudio/read/cambium/1

Suhandayana, Cambium 1, 15B11 


............

ketika kuketuk sebuah pintu terdekat
dijawab petugas portal:
menggeleng lalu menengok kiri
aku tahu, agar segera bersihkan tubuh
jisim-jirim terlontar ke lubang pencucian

tak tersisa hiasanku dileleh bara kayu
selaksa cambium terbakar demi pemutihan
sungguh menyayat memisah kayu dari batang
keduanya pun hangus menggelepar
memang kerudung ini jadi bersih, kering
paling hanya tersentuh penggalan debu lapar
tapi tadi, betapa tersulut pedih-perih
badan hancur remuk tak sempat pipih

............


*




Suhandayana

Cambium 1 

 
aku mengelupas meringan bagai kapas lihat, tempat itu tetap membekas menjarak hampir lepas usai ragu jadi cemas dari bangun duniawi, sekejap, akan segera libur lama kejadian di masa lalu melompat-lompat, kian mendekat catatan harian baik-buruk berputar searah jarum jam bagai spiral bergerak thowaf tak berapa lama: pertanyaan tajam menghadang mulut terbungkam menjawab tanpa suara tanpa kata sebab aku telah terikat niat semoga selamat dalam hulu iktikat oh, ini ternyata perjalanan bebas kemauan sudah lenyap sekeliling berkehendak sunyi, meluas-luas mata melibas horison cahaya bertemu sumur-agung, menatap palu ranah bijak, menjunjung panji imamah sedetik terasa berputar seperseribu waktu ketika kuketuk sebuah pintu terdekat dijawab petugas portal: menggeleng lalu menengok kiri aku tahu, agar segera bersihkan tubuh jisim-jirim terlontar ke lubang pencucian tak tersisa hiasanku dileleh bara kayu selaksa cambium terbakar demi pemutihan sungguh menyayat memisah kayu dari batang keduanya pun hangus menggelepar memang kerudung ini jadi bersih, kering paling hanya tersentuh penggalan debu lapar tapi tadi, betapa tersulut pedih-perih badan hancur remuk tak sempat pipih ya, namaku dipanggil menaiki lipatan tangga menapak lereng bukit terjal sampai juga di jalan datar kembali kuketuk pintu sebelah penjaga portal masih menggeleng: bukan di sini kursimu, itu ... di sana hah, di atas lebih dalam memerah-api-ruah baju gamis penutup ruh jadi sasaran rupanya masih ada urusan kerapian binatu mulai rajin menuai permukaan pori-pori menggosok keras kekhilafan kusut-masai lapisan bara baja memilin benang demi benang nyeri, linu, melepuh berulang-ulang hingga tenunan kembali licin tanpa kanji tanpa miang namaku dipanggil lagi sampailah ke altar cerah tanpa warna kutanjaki pintu ajaib bertanda janji-janji, ini pernah kukenali di penjara kurukshetra sebelum jari mengetuk, ada jawaban: dipersilakan masuk, hampir tiada susah-payah dalam istana megah penuh gairah anak-anakku berlarian menyambut memapah mendongakkan piala minuman arak-susu kuhabisi teguk demi teguk tanpa nafsu takkan pernah terasa kenyang atau haus di bilik kanan istri-istri sedang menghela aneka bidadari busana transparan dan warna kulit tiada beda bersinar sejak dari dalam sumsum hakikat mereka berwajah belia senantiasa awet muda seorang istri menyapa -inikah pesona miskat cahaya tak pernah terbayang sekalipun mereka bersukacita mengindahkan tanpa ampun suatu ketika swara teduh bersalam memalingkanku dari para dara dia tersenyum ceria bak perak rembulan meninggikan puncak kenikmatan hingga terlihat seluruh tahap penciptaan dari awal hingga akhir penuh pujian inikah area rehat, cuma mengerjakan khidmat dari awal hingga akhir tiada waktu apalagi rambu dinding manapun berhalaman sama-sebangun di hampar permadani sutera bermainkan permata begitu luas bagi nafas, hening ... bening keabadian telah merangkai ruh-ruhmu mengurai shodaqoh jadi cinta, kasih, sayang tak berkesudahan wenangku mengubah hidup kalam demi kalam 


- AKUNDAstudio, 11 Februari 2015 


*


[ old link on sipenulis.com/AKUNDAstudio 
https://www.sipenulis.com/AKUNDAstudio/reads/20150211-095938-1423648778-cambium/1 ] 





*



http://www.sipenulis.com/AKUNDAstudio


 SiPenulis.com





AKUNDAstudio | AKUNDA.net |



update link 22b20 

.

La PERSADA Nusantara

La PERSADA Nusantara
LaPERSADA Group - icon

Kompilasi Grafis

Kompilasi Grafis
Images: ISTIMEWA