HILANG

Suhandayana

HILANG



#1

aku tetap mengasah lidah agar tetap lebih tajam daripada pedang buatan empu manapun
tapi lidah tak dapat kupaksa bercerita tanpa kesaksian perbuatan
terkadang lidah mengayun kencang tak terkendali sebab sudah beribu malam pengap memenjara pendapat
terkadang menjulur ke ranah langit bersaing gebalau petir membungkam musim bicara
lidah kutajam ke meja hijau ke pintu surau ke planet usang agar kata kembali ke lafaz akbar
beberapa kali lidah bak ranjau meledak saat aparat dan tentara mengusir kaum sudra
lidah telah mewujud di sorot mata menusuk wajah guru dungu
di ujung jemari menohok pejabat bejat emoh berkunjung ke jantung-hati rakyat
di hulu para tengkulak lidah merobek-robek perdagangan nasib
di sanggar seni lidah menggugat penipuan intelektual paling laten

(meludah ...)



#2

anak-anak tak kebagian dunia harapan
sisi empang, jalur hijau, petak gobak-sodor habis di makan plasa, restoran, game-zone, padang golf
gelak riang langkah lucu spontan telah diapung ke permukaan riak-buih konversi sebagai sumber daya ekonomi
jurus quadrant dan piramid maslow perlahan pasti mengunyah anak di geligi gaya hidup orang metro
pragmatis, tak etis, bengis
anak-anak terpaksa tertawa dengan hidung tersumbat jelaga industrialisasi
otak terserang virus encer
tak kritis lagi
hilang idea hilang darah hilang kanun hilang insaniyah
peristiwa kehilangan yang tak perlu pengaduan dan daftar pencarian manusia hilang



#3

tak usah dihitung, padang golf jauh lebih luas dibanding tanah makam
kematian telah dirancang jadi komoditas paling terpinggir
sangat murah sampai-sampai membunuh adalah wajib demi status quo
tapi penguburan biar urusan si mayit
bola ke-13 siap ditendang stick bersepatu paling keras:
siapa lagi mengancam bisnis konglomerasi laksanakan kematian bagi penghalang tanpa upacara dan sesaji
melesat terpelanting masuk hole terakhir
score penghabisan ditetapkan sebagai hari penyembelihan nabi (atau Ismail)
burung gagak kian cemas, putus-asa hentikan pengajaran penguburan
para korban pembantaian ragu melangkah ke ceruk tanah makam
mereka berjalan gontai terbawa angin populer merasuki halaman koran, ruang sidang pidana, tangis dan parodi menghias milis dan opera teve
dan pemilu tanpa aroma darah digelar dengan mengekang sejuta tanya tentang cuci uang konspirasi hitam atau pun korupsi jangka panjang



#4

ke mana para gembala kaum menghilang ketika kedamaian berjalan compang-camping, ketika martabat dipecah-belah jadi receh, ketika makin banyak manusia antre pengen jadi mesin kapitalis ambigu?
mereka pun telah menyatu dalam kerut-centang gurita pemburu harta
telah larut dalam minuman pesta di hari berbangga sesama penjajah jadah



#5

rumahku teater alam pentas lakon tiap hari
telah ribuan cerita menetas dari kisah cinta dalam lagu iman dalam geletar godaan dalam harapan kembali selamat usai menjadi dan melihat tokoh sepanjang kehidupan bani-adam
hampir setiap pertunjukan kehilangan tiket
penonton yang serakah menghuni kursi-kursi tua paling depan
atau tiket tak laku, ditolak penonton yang membangun teater sendiri di puncak-puncak gunung, di tepian laut, melawan mimpi tak bertepi

rumahku teater tak peduli dibangun di atas tanah milik siapa
lakon demi lakon menghunus keris ken-arok melontar panah arjuna
mengayun kapak merakit cinta menambalnya bagi primadona
agar aksi tak menggelombang hingga mendedah ujung langit
agar bumi tak goyah meredam geretak kekerasan dalam rumah-tangga teater luka
aku melihat yang menjadikan ku peran sedih dan gembira dalam gelap-terang lampu panggung yang selalu menawan skenario dalam kitab suci dengan harga semaunya, menjadi warna-warni persaingan atau persekongkolan harga yang bisa mengangkat atau bahkan menghancurkan martabat keinsanan



#6

ke mana lubang-lubang itu berbunyi
takkan hilang nafas bergetar sehalus diam
ya, telinga mendengar lebih tajam daripada pengelihatan adalah mata-angin merahasia seluruh kejadian abadi



#7

demo perilaku paling mudah lewat kata-kata, jargon, dan filsafat layak dicerna para insan
jika kata pun tak menolehkan wajah para wakil, saatnya turunkan hati mereka ke jantung babi, ke sebelah kiri sapi betina, atau ke dubur anjing gila
mereka tak pantas dihormati sebab telinga serangga lebih bermanfaat daripada sikap telinga pekak tak tahan pekik
pagi buta bocah-bocah telah bermain di tepi selokan, berlarian, lalu menendang onggokan beribu lubang daun telinga-telinga lama tergeletak busuk
sementara display koran dan internet memampang iklan wanted:
telingaku hilang saat menerima suap dan hadiah di jalur antara back-street dan black-market
siapa menemu harap menghubungi isme-isme setempat



#8

pengumuman:
tempat tinggal hampir habis !
kalian pilih saja
tanah mahal dan rumah murah
sejengkal laut agak mahal dan rumah perahu agak mahal
atau segaris langit gratis dan rumah pesawat super mahal
atau tinggal saja sebagai gelandangan dan pengemis yang direka penghuni proposal-proposal perusahaan dana santunan di atas kop surat dan stampel lembaga pemberdayaan masyarakat tertinggal



#9

memo mafioso:
culik, delete, bereskan semua mata-mata pewarta, vokalis, penjaga asasi, wanita, dan anak-anak
halau mimpi surgawi akibat candu rohani
the godfather butuh ketenangan memimpin gerakan halus mafia di nusantara hingga antar benua





AKUNDAstudio, 2009

La PERSADA Nusantara

La PERSADA Nusantara
LaPERSADA Group - icon

Kompilasi Grafis

Kompilasi Grafis
Images: ISTIMEWA